Selasa, 03 Februari 2015

Cobaan yang Harus Diwaspadai

Cobaan yang Harus Diwaspadai

الحمدلله الذي ألف بين قلوبنا وأصبحنا بنعمته إخوانا. أشهد أن لاإله إلا الله وحده لاشريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الذي لانبي بعده. اللهم صل وسلم وبارك على رسول الله وعلى آله وأصحابه وأنصاره وجنوده ومن جاهد في سبيله إلى يوم القيامة ، أما بعد

فيا عباد الله أوصيكم وإياي بتقوى الله فقد فاز من اتبع رضوانه. فقد قال الله تعالى فىي كتابه الكريم: أعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم: زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ{14} قُلْ أَؤُنَبِّئُكُم بِخَيْرٍ مِّن ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِّنَ اللّهِ وَاللّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ{15} الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ{16}

Segala puji hanyalah milik Allah, Dialah yang telah menyatukan hati-hati kita. Dengan anugerah ini, maka jadilah kita hidup bersaudara. Di atas nikmat persaudaraan yang Allah ciptakan, marilah kita senantiasa memperbaharui selalu iman, islam dan ihsan kita. Dengan senantiasa mengingat kembali  komitmen yang pernah kita ikrarkan dihadapan Allah Ta’ala, dengan mempersaksikan diri bahwa tiada Tuhan yang patut disembah, tidak ada Ilah yang patut diabdi kecuali hanya Allah semata. Pada saat yang sama kita bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah. Setelah kenabian dan kerasulan beliau tidak pernah akan ada lagi Nabi dan Rasul.

Semoga shalawat dan salam mudah-mudahan Allah Ta’ala senantiasa limpahkan kepada qudwah hasanah kita, teladan terbaik kita, manusia pilihan Allah Ta’ala yakni Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya. Dan mudah-mudahan shalawat dan salam Allah limpahkan pula kepada umatnya yang senantiasa membela ajarannya, memperjuangkan risalahnya, menjunjung tinggi serta menghidupkan sunnahnya dan kepada orang-orang yang senantiasa berjuang di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala sampai hari kiamat.

Ma’asyiral muslimin Rahimakumullahu,

Tidak ada nasehat yang lebih baik kecuali nasehat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Beliau mengingatkan kepada kita dan hadits ini disampaikan beliau dalam konteks universal, tidak hanya khusus kepada mukmin dan muslim, tetapi hadits ini disampaikan kepada seluruh umat manusia.

حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي مَسْلَمَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا نَضْرَةَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ

Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Abu Maslamah dia berkata; aku mendengar Abu Nadhrah bercerita dari Abu Sa’id Al Khudri dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Sesungguhnya dunia itu manis dan nampak hijau (indah). Dan sesungguhnya Allah telah menguasakannya kepadamu sekalian. Kemudian Allah menunggu (memperhatikan) apa yang kamu kerjakan (di dunia itu). Karena itu takutilah dunia dan takutilah wanita, karena sesungguhnya sumber bencana Bani Israil adalah wanita.” (HR. Muslim, nomer: 4925, Bab: Kebanyakan Penduduk Surga Adalah Orang-Orang Miskin)

images (1)Dunia dan wanita adalah satu paket yang harus diwasapdai oleh manusia terkhusus bagi seorang mukmin dan muslim. Dahulu orang-orang Bani Israel pernah hancur disebabkan oleh dunia dan wanita. Namun seorang mukmin dan muslim yang baik bukanlah orang yang meninggalkan dunia secara penuh. Tetapi bagaimana dunia dikelola dengan baik, sehingga menjadi wasilah untuk menembus surga Allah Ta’ala. Sebab ketika bicara dunia, maka Allah Ta’ala secara tegas telah mengakomodir bahwa persoalan dunia adalah persoalan yang tidak bisa lepas dalam kehidupan manusia. Dalam surat Ali-Imran ayat 14 ditegaskan:

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Ali-Imran: 14)

Dunia ini dijadikan perhiasan yang tidak bisa dilepaskan dari pandangan manusia. Yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah lading. Enam hal ini adalah modal yang tidak bisa dipisahkan oleh manusia selama hidup di alam dunia. Namun satu hal yang perlu kita ingat, bahwa ayat ini ditutup Allah Ta’ala dengan kalimat “Dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”

Kalimat terakhir inilah yang dilihat oleh para sahabat, bahwa enam hal di atas adalah modal yang mengantarkan mereka meraih pahala yang baik disisi Allah Ta’ala. Maka sejarah mencatat dan mengabadikan seorang sahabat yang dijamin Allah masuk surga ketika masih hidup yaitu Abdurrahman bin Auf Radhiallahu ‘Anhu.

Beliau termasuk orang yang paling awal masuk Islam. Menjadi muslim berselang dua hari setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiallahu ‘Anhu – yang juga seorang konglomerat penyokong dana dakwah Islam – masuk Islam.

Abdurrahman bin Auf Radhiallahu ‘Anhu merupakan sahabat yang turut serta dalam hijrah ke Habasyah. Dan beliau juga ikut serta dalam hijrah ke Madinah. Saat tiba di Madinah, beliau tidak memiliki apa-apa. Tidak memiliki harta atau pun isteri. Karena saat hijrah, semua harta ditinggalkan di Mekkah. Salah satu kebijakan Rasulullah saat tiba di Madinah adalah mempersaudarakan antar sahabat Muhajirin dan Anshar. Abdurrahman bin Auf Radhiallahu ‘Anhu dipersaudarakan dengan Sa’ad bin al-Rabi’ al-Anshari Radhiallahu ‘Anhu. Persaudaraan ini benar-benar dijalankan dengan tulus oleh para sahabat, sehingga Sa’ad yang memiliki dua istri menawarkan salah seorang istrinya untuk Abdurrahman bin Auf. Selain juga menawarkan harta bendanya.

“Saudaraku! Saya adalah salah seorang penduduk Madinah yang punya banyak harta, pilihlah dan ambillah, dan saya juga mempunyai dua orang isteri, lihatlah salah satunya yang mana yang menarik hatimu sehingga saya bisa mentalaknya untukmu.” Ujar Sa’ad.

Namun Abdurrahman bin Auf menolak. Ia hanya mengajukan satu permintaan. “Semoga Allah memberkatimu pada hartamu dan keluargamu (akan tetapi) tunjukkanlah di mana letak pasarmu,” jawab Abdurrahman bin Auf. Maka Abdurrahman bin Auf ditunjukkan ke sebuah pasar.

Abdurrahman bin Auf adalah orang yang sangat lihai berbisnis. Tak memerlukan waktu yang lama, usahanya di pasar itu telah mampu mendatangkan laba yang banyak kepadanya, dan ia juga mampu membeli makanan yang cukup. Dan tak lama berselang ia telah dipenuhi wewangian.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bertanya, “Apa gerangan yang terjadi denganmu?” Ia menjawab: “Wahai Rasulullah, aku telah menikah.” Baginda bertanya, “apa maharnya?” Ia menjawab, “Emas sebesar biji kurma.” Lalu Rasulullah memerintahkan, “Buatlah walimah walaupun dengan satu ekor kambing.”

Itu adalah gambaran bagaimana hebatnya insting bisnis Abdurrahman bin Auf. Dengan kehebatannya itu, ia bisa menyumbang kontribusi besar bagi perkembangan Islam.

Ketika mendengar suara hiruk-pikuk, Aisyah langsung bertanya, “Apakah yang telah terjadi di kota Madinah?”

“Kafilah Abdurrahman bin Auf baru datang dari Syam membawa barang-barang dagangannya,” seseorang menjawab.

Ummul Mukminin berkata lagi, “Kafilah yang telah menyebabkan semua ini?” “Benar, ya Ummul Mukminin. Karena ada 700 kendaraan.”

Aisyah Radhiallahu ‘Anha menggeleng-gelengkan kepalanya. Pandangannya jauh menerawang seolah-olah hendak mengingat-ingat kejadian yang pernah dilihat dan didengarnya.

Kemudian ia berkata, “Aku ingat, aku pernah mendengar Rasululah bersabda: “Kulihat Abdurrahman bin Auf masuk surga dengan perlahan-lahan.”

Sebagian sahabat mendengar itu. Mereka pun menyampaikannya kepada Abdurrahman bin Auf. Alangkah terkejutnya saudagar kaya itu. Sebelum tali-temali perniagaannya dilepaskan, ia segera melangkahkan kakinya ke rumah Aisyah.

“Engkau telah mengingatkanku sebuah hadits yang tak mungkin kulupa.” Abdurrahman bin Auf berkata lagi: “Maka dengan ini aku mengharap dengan sangat agar engkau menjadi saksi, bahwa kafilah ini dengan semua muatannya berikut kendaraan dan perlengkapannya, kupersembahkan di jalan Allah.”

Dan dibagikanlah seluruh muatan 700 kendaraan itu kepada semua penduduk Madinah dan sekitarnya.

Abdurrahman bin Auf pernah mendengar bahwa suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Wahai Ibnu Auf, engkau termasuk orang kaya, dan engkau akan masuk ke dalam surga secara perlahan-lahan (dengan cara merangkak), maka pinjamkanlah harta kekayaanmu itu kepada Allah, niscaya Allah akan meringankan langkah kakimu.”

Sejak itu, ia meminjamkan harta kekayaannya itu kepada Allah dengan sebaik-baiknya, dan Allah melipatgandakan hartanya sebanyak-banyaknya.

Ketika kita melakukan sikap yang oleh al-Qur’an disebut dengan meminjamkan harta kepada Allah, maka Allah akan melipatgandakan harta tersebut.

إِن تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ )التغابن: 17)

“Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.” (At-Taghabun: 17)

Mestinya keyakinan inilah yang harus kita bangun dalam hidup ini. Dunia yang kita sibuk didalamnya, oleh Allah Ta’ala telah diingatkan melalui firman-Nya:

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرّاً ثُمَّ يَكُونُ حُطَاماً وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ (الحديد:20)

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al-Hadid: 20)

Apalah artinya kita bersenang-senang di dunia, tapi di akherat kita menjadi orang yang paling rugi. Maka jawabannya adalah firman Allah Ta’ala dalam surat Ali-Imran ayat ke- 15.

“Katakanlah: “Inginkah Aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?”. Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.” (Ali-Imran: 15)

Bagi orang yang bertakwa, mereka meyakini ada kehidupan yang lebih baik yaitu surga Allah Ta’ala. Dan inilah yang dilakukan oleh para sahabat sehingga mereka menjadikan dunia di genggaman tangannya, bukan dalam hatinya. Ketika suatu saat dunia itu diambil mereka tidak merasa berat. Tetapi jika dunia tersebut diletakkan dalam hati sehingga kita mencintai dunia ini secara berlebihan, dan suatu saat jika dunia ini diambil oleh pemiliknya, maka akan ada perasaan menyesal dan sakit.

Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang yang meletakkan dunia di atas telapak tangan. Maka orang-orang yang bertakwa akan selalu berdoa kepada Allah Ta’ala dengan do’a:

رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa Neraka.”

Ada keyakinan bahwa tidak cukup iman itu tanpa diucapkan dihadapan Allah Ta’ala. Ada konsekuensi iman yang harus kita lakukan. Kita harus yakini bahwa dalam hidup ini kita sering melakukan dosa, baik disengaja atau tidak disengaja. Karenanya kita memohon ampun kepada Allah Ta’ala atas segala dosa-dosa kita. Dan terakhir kita meminta perlindungan dari api Neraka.

بارك الله لي ولكم فى القرأن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم،  وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم.

الحمد لله الذي يتراحم عباده المؤمنون وفي تفويقه وبعزته يهتدوا الضالون.  أشهد أن لا إله إلا الله وحده لاشريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الذي لا نبي بعده . اللهم صل وسلم وبارك على رسول الله وعلى آله وأصحابه وأنصاره وجنوده ومن دعا بدعوته إلى يوم القيامة، أما بعد

فياعباد الله أوصيكم وإياي بتقوى الله فقد فاز من اتبع رضوانه. إن الله وملائكته يصلون على النبي يآأيها الذين ءامنوا صلوا عليه وسلموا تسليما

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات. إنه سميع قريب مجيب الدعوات. يا قاضي الحاجات، اللهم أصلح ذات بيننا وألف بين قلوبنا واهدنا سبل السلام ونجنا من الظلمات إلى النور، وجنبنا الفواحش ما ظهر منها وما بطن. اللهم بارك لنا فى أسماعنا وأبصارنا وقلوبنا وأزواجنا وذرياتنا وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ، ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما، اللهم إنا نسألك الهدى واتقى والعفاف والغنى، اللهم أعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك،

اللهم انج إخواننا إخوة الإيمان في فلسطين 3X ، وفي كل زمان ومكان، اللهم انصر إخواننا المجاهدين في فلسطين 3X، وفي كل زمان ومكان، اللهم احفظ المسجد الأقصى من معامرات المحتلين القاصرين، وحرّرها من رجسهم وردت كيدهم إلى نحورهم، وقنا شرورهم، وارزقنا صلاة فيه قبل الممات.

اللهم إنا نسألك سلامة فى الدين وعافية فى الجسد، وزيادة فى العقل، وبركة فى الرزق، وتوبة قبل الموت ورحمة عند الموت، ومغفرة بعد الموت. اللهم هون علينا فى سكرات الموت والنجاة من النار، والعفاف عند الحساب. رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّار .

ربنا آتنا فى الدنيا حسنة وفى الآخرة حسنة وقنا عذاب النار، وأدخلنا الجنة مع الأبرار. يا عزيز يا غفار، يا رب العالمين، سبحانك وبحمدك نشهد أن لاإله إلا أنت، نستغفرك ونتوب إليك، سبحانك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين.


0 komentar:

Posting Komentar

Google Santri