Minggu, 15 Februari 2015

JAWABAN SHALAT ISTIKHARAH




HABIB AHMAD bin NOVEL bin SALIM bin JINDAN berkata:

Di dalam hadist disebutkan “ Tidak akan kecewa orang yang shalat istikharah” tau tidak Shalat istikharah? Shalat istikharah adalah Shalat 2 rakaat dengan niat shalat meminta petunjuk dari Allah


Rakaat pertama setelah baca Alfatihah membaca Q.S. Alkafirun, rakaat kedua setelah Fatihah membaca Q.S. Al-Ikhlas, setelah salam membaca do’’a Istikharah.

Kalian ingin perkara apa? Ingin melakukan perjalanan, melamar pekerjaan, melamar perempuan? kalian shalat Istikharah minta petunjuk kepada Allah Subhanahu Wata’ala.

Terus Jawaban dari Shalat istikharah tidak harus lewat mimpi. Orang taunya sekarang “ Bib saya sudah shalat istikharah tapi tidak mimpi-mimpi bib”

Sholat Istikharah tuh jawaban dari Allah tidak harus dengan mimpi. Kadang dengan mimpi kadang dengan hal yang lain. Contoh kalian shalat istikharah tidak mendapatkan petunjuk yah sholat lagi kedua kalinya hingga 7x.

Kadang kalian buka kitab ada tulisan yang seakan-akan mengisyaratkan untuk memerintahkan sesuatu dari sebuah pilihannya kalian atau kalian dengar nasehat dari ulama.

Inilah bagian daripada tangan-tanganNya Allah yang Allah sampaikan kepada kita petunjuk dari Allah tidak harus dengan mimpi.

Terus kalau sudah 7x Istikharah namun belum dapat juga, lihat dari kedua pilihan mana yang lebih mudah untuk ditempuh

Ketahuilah izin Allah adalah yang mudah di dalam perkara yang mudah untuk ditempuh. Yang paling mudah ditempuh tidak ada hambatan maka itulah petunjuk Allah di situ. Inilah Istikharah.

Terus juga kadang hati yang sreg, dilamar yah Shalat istikharah namun tidak ada mimpi tidak ada jawaban tapi yang tadinya hati gundah berubah jadi tenang jadi sreg ini juga bagian daripada petunjuk

Sebab yang gerakkan hati kalian adalah Allah Subhanahu Wata’ala. Nah ketika hati kalian tergerak menjadi sreg , enak, lapang setelah shalat istikharah maka ambil kabar gembira bahwa ini bagian dari pilihan Allah Subhanahu Wata’ala

Sabtu, 07 Februari 2015

Obat Terihindar Dari Prasangka Buruk

Suatu ketika ziarah Zanbal di pagi hari Jumat dengan beberapa sahabat dan guru Mulia Al Habib Umar bin Hafidz...

Ada salah satu murid bertanya kepada Guru Mulia Habib Umar.

Ya Habib apakah obat agar hati saya bersih dan Suudzon ?

Pertanyaan yang hebat dan butuh jawaban yg hebat pula meluas.

Habib Umar menatap wajah penanya dengan tersenyum sebagaimana adat beliau

Lalu menjawab dengan jawaban yang sangat singkat :
"Jangan engkau percaya"
(apa yang di ucapkan hatimu)

Subhanalloh kalimat yang sedikit itu apabila kita jabarkan akan menjadi hal yang panjang dan meluas.Itulah Taufiq Allah Ta'ala.

"Obat agar engkau tidak mudah berburuk sangka adalah memutar balik omongan hati".

Contoh jika ada orang yang berjalan di depanmu menuju mesjid dengan cara jalan yang sombong dan hatimu berkata : "Orang ini pasti Riya ingin dilihat orang dan sombong".

Maka kau jangan percaya omongan tersebut lalu kau jawab dengan kebalikanya :

"Tidak orang ini pasti ikhlas dan ingin menjadi hamba yang baik".

(Habib Umar bin Hafidz)

Allahumma Sholli 'alaa Sayydina Muhammadin wa alihi wa shohbihi wasallim

Jumat, 06 Februari 2015

Hukum dan Tujuan Shalat Jenazah


Hukum shalat ini adalah fardhu kifayah. Dimaksudkan untuk mendo'akan orang yang telah meninggal agar mendapatkan magfirah (ampunan) dari Allah Swt, kehidupan yang bahagia di alam kubur dan akhirat.
Pelaksanaannya dapat dilakukan sendirian ataupun berjamaah. Sebagai Imam atau munfarid (sendirian) dianjurkan menghadap kepala jenazah bila mayit laki-laki, dan menghadap pantat jenazah jika mayit perempuan.
Dan kadang Shalat jenazah dilakukan tanpa kehadiran mayat, yang biasa disebut Shalat Ghaib. Tata cara shalat ghaib akan dibahas kemudian.
Syarat Shalat Jenazah 
Syarat Shalat Jenazah sama halnya dengan shalat lainnya. Seperti harus menghadap kiblat, harus menutup aurat, suci dari hadats kecil dan besar, dan suci badan serta pakaian.
Tata Cara
Berikut ini tata cara melakukan sholat Jenazah: 

1. Berniat untuk shalat sunnah Jenazah (mayyit)
Lafaz:

ا ُصَلّيِ عَلٰي هٰذَ الْمَيِّتِ اَ رْ بَعَ تَكْبِيْرَا تٍ فَرْ ضَ الْكِفَا يَةِ مَأْ مُوْ مً لِلّٰهِ تَعَا لٰي.اَ للّٰهُ ا َكْبَرُ
Latin: 
Ushallii 'alaa hadzal mayyiti arba’a takbiiraatin fardhal kifaayati ma’muuman lillaahi ta’alaa. (untuk mayit laki-laki)
Ushallii 'alaa haadzihil mayyiti arba’a takbiiraatin fardhal kifaayati ma’muuman lillaahi ta’aalaa.(untuk mayit perempuan)
Artinya:
"Aku niat shalat atas mayit ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah"

2.Takbir pertama, Takbiratul ihram dan membaca surah al-Fatihah, tidak membaca surah lain.

3. Takbir kedua, membaca shalawat, Lafaz:

اَللّٰهُمّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Latin:
Allahuma Shalli 'Alaa sayyidina Muhammad 

4.Takbir ketiga, membaca doa ini, Lafaz:

اَللّٰهُمّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ
Latin: Allahummaghfir (lahuu/lahaa) warhamhu wa'aafihii wa'fu'anhu
Artinya: Ya Allah ampunilah dia (mayit laki-laki/mayit perempuan), berikan rahmat dan sejahtera dan maafkanlah dia. 
Akan lebih sempurna dengan membaca do’a ini:
- Mayit Laki-laki/perempuan
اَللّٰهُمّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنْ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنْ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ  وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ  وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّار
Latin: 
Allahummaghfir lahu (lahaa) warhamhu (haa) wa’aafihii (haa) wa’fu ‘anhu (haa) wa akrim nuzulahu (haa) wawassa’madkhalahu (haa) waghsilhu (haa) bil-maa’I watstsalji wal-baradi wanaqqihi (haa) minal-khathaayaa kamaa yu-naqqatats-tsaubul-abyadhu minad-danasi waabdilhu (haa) daaran khairan min daarihi (haa) wa ahlan khairan min ahlihi (haa) wa zaujan khairan min zaujihi (haa) wa adkhilhul jannata wa a’iduhu min ‘adabil qabri wa ‘adzabin naar
Artinya:
“Ya Allah, ampunilah dia, dan kasihanilah dia, sejahterakan ia dan ampunilah dosa dan kesalahannya, hormatilah kedatangannya, dan luaskanlah tempat tinggalnya, bersihkanlah ia dengan air, salju dan embun. Bersihkanlah ia dari segala dosa sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran, dan gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya yang dahulu, dan gantikanlah baginya ahli keluarga yang lebih baik daripada ahli keluarganya yang dahulu, dan peliharalah ia dari siksa kubur dan azab api neraka.”(HR. Muslim)
Keterangan: Jika mayit perempuan kata lahu menjadi lahaa. 
- Jika mayit anak-anak doanya adalah:
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْهُ فَرَطً ا لِاَبَوَيْهِ وَسَلَفًا وَذُخْرًا وَعِظَةً وَاعْتِبَارًا وَشَفِيْعًا وَ ثَقِّلْ بِهِ مَوَازِيْنَهُمَا وَاَفْرِغِ الصَّبْرَعَلىٰ قُلُوْبِهِمَا وَلاَ تَفْتِنْهُمَا بَعْدَهُ وَلاَ تَحْرِ مْهُمَا اَجْرَهُ
Latin: 
Allahummaj’alhu faraa tan li abawaihi wa salafan wa dzukhraa wa’idhotaw  wa’tibaaraw wa syafii’an wa tsaqqil bihii mawaa ziinahuma wa-afri-ghish-shabra ‘alaa quluu bihimaa wa laa taf-tin-humaa ba’dahu wa laa tahrim humaa ajrahu
Artinya:
“Ya Allah, jadikanlah ia sebagai simpanan pendahuluan bagi ayah bundanya dan sebagai titipan, kebajikan yang didahulukan, dan menjadi pengajaran ibarat serta syafa’at bagi orangtuanya. Dan beratkanlah timbangan ibu-bapaknya karenanya, serta berilah kesabaran dalam hati kedua ibu bapaknya. Dan janganlah menjadikan fitnah bagi ayah  bundanya sepeninggalnya, dan janganlah Tuhan menghalangi pahala kepada dua orang tuanya.”


5. Takbir keempat, membaca do'a ini, Lafaz:

اَللّٰهُمَّ لاَ تَحْرِمْناَ أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَناَ وَلَهُ
Latin: Allahumma laa tahrimna ajrahu wa laa taftinnaa ba'dahu waghfirlanaa wa lahu 
Artinya: Ya Allah jangan lah kiranya, pahalanya tidak sampai kepada kami (janganlah Engkau meluputkan kami akan pahalanya), dan janganlah engkau memberi kami fitnah sepeninggalannya dan ampunilah kami dan dia. 

6. Salam, memalingkan muka ke kanan dan ke kiri. 

Shalat Ghaib
Tata cara shalat ghaib sama dengan shalat jenazah, hanya berbeda pada niatnya. Dengan disebutkan atas mayit ghaib.
1. Berniat untuk shalat Ghaib
Lafaz:
ا ُصَلّيِ عَلٰي هٰذَ الْمَيِّتِ (فُلَا نٍ) اَلْغَا ئِبِ اَ رْ بَعَ تَكْبِيْرَا تٍ فَرْ ضَ الْكِفَا يَةِ مَأْ مُوْ مً لِلّٰهِ تَعَا لٰي.اَ للّٰه ا َكْبَرُ
Latin: 
Ushalli 'alaa mayyit (fulan) al-ghaa'ibi arba'a takbiraatin fardhal-kifayaati lillaahi ta'alaa. Allahu Akbar
Artinya:
"Aku niat shalat atas mayit ini (fulan) ghaib empat takbir fardhu kifayah karena Allah

Shalat Ied

Keutamaan
Shalat Ied atau Shalat Hari Raya ada dua, yaitu hari raya Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 1 Syawal dan hari raya Idul Adha/Qurban tanggal 10 Dzulhijjah. Keutamaan Shalat Sunnah ini adalah sunnah Mu'akad, yang artinya shalat ini bersifat sunnat namun sangat penting sehingga sangat dianjurkan untuk tidak meninggalkannya.
Waktu
Waktu shalat 'Ied dimulai dari terbit matahari sampai tergelincirnya. Kedua shalat hari raya tersebut, hukumnya sunnah muakkad bagi laki-laki dan perempuan, mukmin atau musafir, boleh dikerjakan sendirian dan sebaiknya dilakukan berjama'ah. 
Raka'at
Shalat sunnah Ied dikerjakan 2 raka'at dengan satu salam.
Tata Cara
1. Berniat untuk melaksanakan shalat sunnah Ied
Lafaz niat  Idul Fitri:
أُصَلِّي سُنَّةَ لِعِيْدِ الْفِطْرِ رَ كْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَا لَي.اَ للهُ ا َكْبَرُ
Ushallii sunnata-li'iidil fitri rak'ataini lillahi ta’aalaa. Allaahu Akbar
Lafaz niat Idul Adha 
أُصَلِّي سُنَّةَ لِعِيْدِ الْاَ ضْحٰي رَ كْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَا لَي.اَ للهُ ا َكْبَرُ
Ushalli Sunnata-Li'iidil Adha rak'ataini Lillahi ta'Aala. Allahu Akbar
2.Rakaaat Pertama, Setelah takbiratul ihram, dilanjutkan membaca do’a iftitah, kemudian melakukan takbir sebanyak tujuh kali. Lakukan shalat seperti shalat sunnah lainnya (sebagai ma'mum ikuti Imam) 
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Subhaanallahu Walhamdulillahi Walaa ilaaha Illallahu Wallahu Akbar
3. Raka'at kedua, ada lima kali pada raka’at kedua. Membaca tasbih di sela-sela takbir: Setelah selesai melakukan takbir kelima, Lakukan shalat seperti shalat sunnah lainnya (sebagai ma'mum ikuti Imam)
Catatan: 
Dengarkan khutbah Imam dengan baik-karena itu termasuk rukun shalat Ied.

Shalat Witir

Keutamaan

“ Jadikanlah akhir shalat malam kalian adalah shalat witir .” (HR. Bukhari dan Muslim). 
Juga riwayat dari Jabir ra bahwasannya Nabi saw bersabda: “Barang siapa yang merasa tidak akan sanggup bangun pada akhir malam, baiklah ia berwitir pada permulaan malam, tetapi barang siapa yang merasa sanggup bangun pada akhir malam, baiklah berwitir pada akhir malam itu, sebab shalat pada akhir malam itu dihadiri (disaksikan oleh Malaikat) dan itulah yang lebih utama”. (Diriwayatkan oleh Ahmad, Musli, Turmudzi, dan Ibnu Majah) 

Waktu

Waktu mengerjakan shalat witir adalah shalat penutup shalat tarawih (shalat malam). 

Raka'at

hitungan raka'at ganjil (1,3,7,9). Jika tiga raka'at, dapat dilakukan 3 raka'at satu salam atau dilakukan 2 raka'at salam diikuti dengan satu raka'at salam

Tata Cara 

1. Berniat untuk melaksanakan shalat sunnah Witir

Lafaz:

أُصَلِّي سُنَّةَ الْوِ تْرِ رَ كْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَا لَي.اَ للهُ ا َكْبَرُ

Latin: 

Ushalli Sunnatal-witri rak'ataini Lillahi ta'Aala.

Artinya: 

"Saya berniat shalat witir dua raka'at karena Allah ta'Aalaa"

2.Tata cara shalat tarawih sama seperti shalat sunnah lainnya, membaca Alfatihah dan surah-surah lainnya. 

3.Doa setelah shalat Witir

Lafaz:

اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا دَائِمًا وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا وَنَسْأَلُكَ عَمَلًا صَالِحًا وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةِ وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ وَنَسْأَلُكَ الْغِنَاءَ عَنِ النَّاسِ الَلَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلَاتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَاالله ياالله ياالله يااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِه وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْن وَالْحَمْدُ للهِ ربِّ الْعَالَمِيْن

Latin: Allaahumma inaa nas-aluka iimaanan daaiman wanas-aluka qalban khaasyi’an wanas-aluka ‘ilman naafi’an wa nas’aluka yaqiinan shaadiqan wa nas-aluka ‘amalan shaalihan wa nas-aluka diinan qayyiman wa nas-aluka khairan katsiiran wa nas-alukal’afwa wal ‘aafiyata wa nas-aluka tamaamal’aafiyati wa nas-alukasysyukra ‘alal’afiyati. Wa nas-aluka ghinaa-a ‘aninnaas. Allahumma rabbanaa taqabbal minnaa shalaatana wa shiyaamanaa wa qiyaamanaa wa takhasysyu’anaa wa tadharru’anaa wa ta’abbudanaa wa tammim taqshiiranaa ya Allah ya Allah ya Allah ya arhamarrahimiin. Wa shallallahu ‘alaa khairi khalqihi muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihii ajma’iin. Walhamdulillaahi rabbil’aalamiin.

Artinya: "Ya Allah, ya Tuhan kami, kami memohon kepada-Mu (mohon diberi) iman yang langgeng, dan kami mohon kepada-Mu hati kami yang khusyu’, dan kami mohon kepada-Mu diberi ilmu yang bermanfaat, dan kami mohon ditetapkannya keyakinan yang benar, dan kami mohon (dapat melaksanakan) amal yang shalih dan mohon tetap dalam Islam, dan kami mohon diberi kebaikan yang melimpah,dan kami mohon memperoleh ampunan dan kesehatan, dan kami mohon kesehatan yang sempurna, dan kami mohon mensyukuri atas kesehatan kami, dan kami mohon kecukupan. Ya Allah ya Tuhan kami, terimalah shalat kami, puasa kami, rukuk kami, dan khusyu’ kami, dan pengabdian kami, dan sempurnakanlah apa yang kami lakukan selama shalat, ya Allah, ya Allah, ya Allah Dzat yang Maha Pengasih dan Penyayang, semoga Allah member kesejahteraan atas sebaik-baik makhluk-Nya yaitu Nabi Muhammad, atas keluarga dan semua sahabatnya, dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”

Shalat Tarawih

Keutamaan

Shalat malam yang dikerjakan di bulan suci Ramadhan. Boleh dikerjakan sendiri ataupun berjamaah. 
"Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni .” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759). 

Waktu

Waktu mengerjakan Shalat tarawih adalah setelah shalat Isya' sampai waktu fajar.

Raka'at

Ada dua pendapat dalam jumlah raka'at, yaitu 8 raka'at dan 20 raka'at. Dengan 2 raka'at satu salam atau pendapat lain dengan 4 raka'at satu salam.

Tata Cara 

1.Berniat untuk melaksanakan shalat sunnah Tarawih

Lafaz:

أُصَلِّي سُنَّةَ التَّرَا وِ يْحِ رَ كْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَا لٰي.اَ لله ا َكْبَرُ

Latin: 

Ushalli sunnatat-taraawiihi rak'ataini (ma'muman/Imaaman) Lillahi ta'Alaa

Artinya: 

"Saya berniat shalat tarawih dua raka'at (makmum/Imam) karena Allah ta'Aalaa"

2.Tata cara shalat tarawih sama seperti shalat sunnah lainnya, membaca Al-fatihah dan surah-surah lainnya. 

3.Doa setelah Shalat Tarawih 

Lafaz:

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْناَ بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنْ، وَلِلْفَرَآئِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكاَةِفَاعِلِيْنَ، وَلِمَاعِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِى الْأَٰخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَآءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَآءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَآءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَآءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَآئِرِيْنَ، وَاِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ، وَاِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَمِنْ حُوْرٍ عِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آَكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفَّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَاَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مَنْ مَعِيْنٍ، مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ، وَحَسُنَ أُوْلَئِكَ رَفِيْقًا، ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا . اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هَذَا الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَآءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَآءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَآاَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Latin:

Allahummaj`alna bil iimani kaamiliin, wa lilfa-raa idhi mu'addiin, walishalaati hafidziin, walizzakaati faa`ilin, wa lima 'indaka thaalibin, wa li`afwika raajin, wa bil-huda mutamassikiin, wa `anillaghwi mu’ridhiin.wa fiddunya zaahidiin, wa fil aakhirati raghibiin, wa bil qadhaa'i radhiin, wa linna'maa'i syaakiriin, wa’alal balaa i' shaabiriin wa tahta liwaa i' sayyidinaa, muhammadin shalallahu 'alaihi wa sallama yaumal–qiyaamati saa iriin wa ilal hawdhi waa ridiin wa fil jannati daa khiliin, wa minannaari naajiin wa`ala sariiril-karaamati qaa`idiin, wa min huurin 'iinin mutazawwijiin, wa min sundusin wa istabraqin wa dii baajin mutalabbisiin, wa min tha 'aa mil jannati akiliin , wa min labanin wa'asalin mushaf-fan syaaribiin, bi akwaabin wa abaariqa wa ka'sin min ma’iin, ma`al-ladziina an`amta `alaihim minan-nabiy-yiina wash-shiddiqiina wasy-syuhadaa i' wash-shaalihiina. Wa hasuna uula'ika rafiqaa, dzalikal-fadhlu minalllahi wa kafa billahi `aliiman. Allaahummaj`alna fii hadzaa syahri-syariifatil-mubaarakati minassu`adaa-il-maqbuliina wa laa taj`alnaa minal-asyqiyaa-il –marduudiina. wa shollalloohu 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa Aalihii wa shohbihi ajma'iin. birahmatika ya Arhamar-raahimiin.Walhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin. 

Artinya:

Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang melaksanakan kewajiban-kewajiban terhadap-Mu, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akherat , yang ridha dengan ketentuan, yang bersyukur atas nikmat yang diberikan, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, sampai kepada telaga (yakni telaga Nabi Muhammad) yang masuk ke dalam surga, yang duduk di atas dipan kemuliaan, yang menikah de¬ngan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu yang murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. 
Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini tergolong orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya,Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas penghulu kita Muhammad, keluarga beliau dan shahabat beliau semuanya, berkat rahmat-Mu, oh Tuhan, Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang.Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam”.

4.Ditutup dengan shalat witir-hitungan raka'at ganjil (1,3,7,9).

Shalat Taubat

Keutamaan

Shalat Taubat adalah shalat untuk memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa. Dan tidak meneruskan atau mengulangi perbuatan dosa. 

Waktu

Waktu mengerjakan Shalat Sunnah Taubat adalah bebas-kapan saja,kecuali pada waktu yang diharamkan untuk melakukan shalat. 

Raka'at

Shalat 2 – 6 raka'at jadi dilakukan kapanpun. Dilakukan dengan dua raka'at satu salam.

Tata Cara 

1. Berniat untuk melaksanakan shalat sunnah Taubah

Lafaz :

أُصَلِّي سُنَّةَ التَّوْ بَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَا لَي.اَللهُ ا َكْبَرُ

Latin:

Ushallii sunnata(t) taubati rak’ataini Lillaahi ta’alaa Allahu Akbar.

Artinya: 

“ Aku niat shalat sunnah taubat dua raka'at karena Allah ta'alaa”.

2.Tata cara shalat taubat seperti shalat sunnah lainnya 

3.Setelah shalat, berdoa mohon ampunan. Dapat juga dilengkapi dengan do'a khusus, bacaannya adalah:

Lafaz:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ تَوْبَةَعَبْدٍ ظَالِمٍ لاَ يَمْلِكُ لِنَفْسِهٖ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا وَلَا مَوْتَا وَلَا حَيَاةً وَلَا نُشُوْرًا

Latin: 

Astaghfirullahal azhiim al ladzi laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaihi taubata ‘abdin zhaalimin laa yamliku li nafsihi dharran wa laa naf’an wa laa mautan wa laa hayaatan wa laa nusyuuran

Artinya: 

“ Saya memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, aku mengaku bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, Tuhan yang hidup terus selalu terjaga. Aku memohon taubat kepada-Nya, selaku taubatnya seorang hamba yang banyak berdosa, yang tidak mempunyai kekuatan untuk berbuat mudharat ataupun manfaat, untuk mati atau hidup maupun bangkit nanti”.

Lebih baik lagi dengan membaca istighfar, 

Lafaz:

اَللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

Latin:

Allahumma anta Rabbii laa ilaha illaa anta khalaqtanii, wa anaa ‘abduka wa anaa ‘alaa ahdika wa wa’dika mastatha’tu, a’uudzu bika min syarri maa shana’tu, abuu’u laka bini’matika ‘alayya wa abuu’u bidzanbi fa-ghfir li, fainnahu la yaghfirudz-dzunuuba illa anta.

Artinya : 
“ Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, yang tiada Tuhan yang pantas disembah melainkan Engkau. Tuhan yang telah menciptakan diriku. Aku adalah hamba-Mu dan aku ada dalam perjanjian-Mu, yang dengan segala kemampuanku aku laksanakan perintah-Mu. Aku berlindung dari segala perbuatan buruk yang aku lakukan kepada-Mu. Engkau telah mencurahkan nikmat-Mu kepadaku, sedangkan aku senantiasa berbuat dosa. Ampunilah dosaku karena tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau”.

Shalat Tasbih

Keutamaan

Allah mengampuni dosa-dosa : dosa yang awal dan yang akhir, dosa yang lama dan yang baru, dosa yang tidak disengaja dan yang disengaja, dosa yang kecil dan yang besar, dosa yang rahasia dan terang-terangan, sepuluh macam (dosa). 

Waktu

Waktu mengerjakan shalat sunnah tasbih adalah siang hari atau malam hari. 

Raka'at

Shalat tasbih dilakukan dengan 4 raka’at dan tidak boleh lebih dari itu.

-Shalat tasbih di siang hari, maka dilakukan dengan sekali salam.

-Shalat tasbih di malam hari, maka dilakukan dengan dua kali salam (setiap dua raka’at salam).

Tata Cara 

1. Berniat untuk melaksanakan shalat sunnah Tashbih

Lafaz:

أُصَلِّي سُنَّةَ التَّسْبِيْحِ رَ كْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَا لَي.اَ للهُ ا َكْبَرُ

Latin:

Ushalli sunnat-tasbiihi rak'ataini lillahi ta'alaa

Artinya: 

Aku berniat shalat tashbih 2 raka'at karena Allah ta'Aalaa.

2.Tiap Raka'at membaca dzikir seperti berikut, 

-Berdiri, setelah membaca fatihan dan surah lain membaca dzikir sebanyak 15 kali.

Lafaz:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُلِلهِ وَلَااِلٰهَ اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ اَكْبَرُ . وَلَاحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلَّابِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Latin: 

Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illa Allah, wallahu akbar.Walaa haula wa laa quwwata illa billaahil'aliyyil ‘adhiimi.

Artinya: 

“ Maha Suci Allah Yang Maha Esa, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar”

-Berdiri,etelah membaca al-Fatihah dan surat lain membaca dzikir sebanyak 15 kali. 

-Ruku', membaca (dzikir) itu sebanyak 10 kali. 

-I'tidal (setelah ruku) membaca (dzikir) itu sebanyak 10 kali.

-Sujud, membaca (dzikir) itu sebanyak 10 kali.

-Duduk di antara dua sujud membaca (dzikir) itu sebanyak 10 kali.

-Sujud, membaca (dzikir)ntu sebanyak 10 kali.

-Kemudian angkat kepalamu, membaca (dzikir) itu sebanyak 10 kali.

Jadi jumlah bacaan dzikir pada tiap raka'atnya adalah 75 (dzikir) pada setiap satu raka'at. Dan total dzikir dalam 4 raka'at adalah 300.

Shalat Tahajjud

Keutamaan

Shalat tahajjud adalah sebaik-baik shalat sunnah. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW : 
“Seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunnat di waktu malam” ( HR. Muslim ). Juga keutamaan lain seperti hadits berikut 
“Kerjakanlah shalat malam, karena shalat malam itu kebiasaan orang-orang yang shaleh sebelum kamu dahulu, juga suatu jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan kalian, juga sebagai penebus pada segala kejahatan (dosa) mencegah dosa serta dapat menghindarkan penyakit dari badan (HR.Imam Tirmidji & Ahmad)

Waktu

Waktu mengerjakan shalat sunnah tahajjud dikerjaan malam setelah waktu isya sampai sebelum masuk subuh. Waktu malam dapat dibagi menjadi 3 bagian,

- Sepertiga Malam Pertama, pukul 19.00-22.00

- Sepertiga Malam Kedua, pukul 22.00-01.00

- Sepertiga Malam Ketiga, pukul 01.00 sampai masuk waktu subuh merupakan waktu utama yang disarankan

Raka'at 

Shalat tahajjud boleh dikerjakan 2 - 12 raka'at. Dengan dua raka'at satu salam.

Tata Cara 

1. Berniat untuk melaksanakan shalat sunnah Tahajjud

Lafaz:

أُصَلِّي سُنَّةَ التَّهَجُّدِ رَ كْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَا لَي.اَ للهُ ا َكْبَرُ

Latin: 

Ushalli Sunnata Tahajjud Rak’ataini lillaahi ta’alaa, Allahu Akbar.

Artinya: Aku berniat shalat sunnah tahajjud dua raka'at karena Allah ta’alaa

2. Pada dasarnya, tata cara sholat tahajud pun tidak berbeda dengan sholat-sholat sunnah yang lain. Biasanya selalu dilakukan dengan 2 raka'at. Perbedaannya pada niatnya saja yaitu niat mengerjakan sholat tahajjud. 

-Pada raka'at pertama setelah takbir membaca surah Al Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan surah lainnya.

Pada raka'at kedua pun sama, membaca surah Al Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan surah lainnya (yang kita hafal). 

3. Setelah shalat tahajjud membaca doa ini

Lafaz:

رَبَّنَااٰتِنَافِى الدُّنْيَاحَسَنَةً وَفِى اْلاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَاالنَّارِ

Latin: 

Rabbanaa aatinaa fid-dun-yaa hasanah wa fil aakhirati hasanah wa qinaa 'adzaaban-naar.

Artinya: “Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka”. 

4. Kemudian membaca do'a ini

Lafaz:

اَللّٰهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اَللّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ. فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ اِلَّابِكَ وَصَلَّى اللهُ عَلٰى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍوَاٰلِهٖ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُلِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ 

Latin:

Allahumma lakal hamdu anta qoyyimus samaawaati wal ardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu laka mulkus samaawaati wal ardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu nuurus samaawaati wal ardhi, walakal hamdu antal haqqu, wa wa’dukal-haqqun, wa liqaa uka haqqun, wa qaw luka haqqun, wal-jannatu haqq, wan naaru haqqun, wan-nabiyyuuna haqqun, wa Muhammadun shallallaahu ‘alaihi wa sallama haqq, wassaa ’atu haqqun. Allahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa ‘alaika tawakaltu, wa ilaika anabtu, wa bika khaa shamtu, wa ilaika haakamtu, faghfir-lii maa qad-damtu, wa maa akh-khartu wa maa asrartu, wa maa a’lantu, antal muqaddimu wa anta mu-akhiru, laa ilaaha illaa anta, wala haula wala quwwata illaa bika, wa shallallahu 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa aalihii wa shahbihii wassallam, walhamdulillahi rabbil 'aalamiin.

Artinya : 

“ Ya Allah, bagi Mu segala puji, Engkau penegak langit, bumi dan apa yang ada padanya. Bagi-Mulah segala puji, kepunyaan Engkaulah kerajaan langit, bumi, dan segala isinya. Bagi-Mulah segala puji-pujian. Hanya bagi Engkaulah kerajaan langit dan bumi dan apa saja yang ada di dalamnya. Bagi-Mu lah segala puji, Engkaulah cahaya langit dan bumi. Bagi-Mulah segala puji, Engkaulah Yang Maha Benar (haq), janji-Mu itu benar, bertemu dengan-Mu adalah benar, firman-Mu adalah benar, surga itu benar, neraka itu benar, para nabi itu benar, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu benar, kiamat itu benar. Ya Allah, hanya kepada-Mu lah saya berserah diri (Islam), kepada-Mu lah saya beriman, kepada-Mu saya bertawakal. Kepada-Mu saya kembali, kepada-Mu saya mengadu, dan kepada-Mu saya berhukum. Maka, ampunilah dosaku yang telah lampau dan yang kemudian, yang saya sembunyikan dan yang terang-terangan, dan yang lebih Engkau ketahui daripada saya. Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan Tuhan yang terakhir. Tiada Tuhan melainkan Engkau Allah Rabbul alamin. Tiada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah, dan Salawa atas Allah kepada Nabi Muhammad dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya dengan keselamatan, dan puji-pujian bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam”.

5.Setelah itu, perbanyaklah membaca istighfar sebagai berikut: 

Lafaz:

اَ سْتَغْفِرُ اللِّهَ الْعَظِيْمَ وَاَ تُوْبُ اِلَيْهِ

Latin: 

Astaghfirullaahal adhim wa atuubu ilaihi

Artinya:

“Kami memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung dan kami pun bertaubat kepada-Nya”.

Shalat Sunnah Rawatib

Keutamaan

Shalat sunnah rawatib mengiringi shalat fardhu sebelum ataupun sesudahnya.

Dari Ummu Habibah Radhiyallahu ‘anha, Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“ Seorang hamba yang muslim melakukan shalat sunnah yang bukan wajib, karena Allah, (sebanyak) dua belas raka'at dalam setiap hari, Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah (istana) di surga.” (Kemudian) Ummu Habibah Radhiyallahu ‘anha berkata, “Setelah aku mendengar hadits ini aku tidak pernah meninggalkan shalat-shalat tersebut.”;

Waktu dan Raka'at 

Waktu shalat sunnah Rawatib adalah, 
-Sebelum shalat wajib (Qabliyah)

2 raka'at sebelum subuh 
2 raka'at sebelum dzuhur, dan bisa juga 4 raka'at. 
4 raka'at sebelum ashar

Setelah shalat wajib (Ba'diyah) 
2 raka'at setelah dzuhur/Jumat 
2 raka'at setelah maghrib 
2 raka'at setelah isya

Semuanya dilakukan dengan 2 rakaaat dan satu salam. 

Tata Cara 

Berikut ini tata cara melakukan sholat rawatib 
1. Berniat untuk melaksanakan shalat sunnah rawatib

Lafaz:

Dua raka'at sebelum subuh, dzuhur, ashar,dan isya

أُصَلِّي سُنَّةَ الصُّبْحِ / الظُّهْرِ / الْعَصْرِ / العِشَاءِ قَبْلِيَةً رَ كْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالىَ .اَ للهُ ا َكْبَرُ

Latin:

Ushalli Sunnata subhi/dzuhri/ashri/'isyai Qabliyatan rak'ataini lillaahi ta'alaa, Allahu Akbar

Artinya:

“Aku berniat shalat Sunnah Subuh/Dzuhur/Ashar/Isya sebelumnya dua raka'at kerana Allah ta'Ala"

Dua raka'at setelah Dzuhur,Maghrib dan Isya, 

أُصَلِّي سُنَّةَ الظُّهْرِ / الَمغْرِبِ / العِشَاءِ بَعْدِيَّةً رَكَعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعالىَ .اَ للهُ ا َكْبَرُ

Latin: 

Ushalli Sunnata Dhuhri/Maghribi/'Isyai' ba'diyatan rak'ataini Lilaahi Ta'ala, Allahu Akhbar

Artinya:

“ Aku berniat shalat Sunnah Dzuhur/Maghrib /Isya sesudahnya dua raka'at kerana Allah ta'Aalaa"

2. Pada dasarnya, tata cara sholat Rawatib pun tidak berbeda dengan shalat-shalat sunnah yang lain. Biasanya selalu dilakukan dengan 2 raka'at. 

-Pada raka'at pertama setelah takbir membaca surah Al Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan surah lainnya.

Pada raka'at kedua pun sama, membaca surah Al Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan surah lainnya (yang kita hafal)

Shalat Istikharah

Keutamaan
Shalat Istikharah adalah shalat sunnah yang dikerjakan untuk memohon petunjuk Allah jika kita dihadapkan di antara beberapa pilihan dan merasa ragu-ragu untuk memilih atau memutuskannya. Misalkan, memilih jodoh, sekolah, perusahaan tempat bekerja mana yang lebih baik dan lainnya 
Waktu
Waktu mengerjakan Shalat Sunnah istikharah boleh kapan saja, lebih utama dilakukan pada 2/3 malam. Dua pertiga malam hari akan lebih sunyi dan khusyu'. .
Raka'at
Shalat Istiharah boleh dikerjakan dua raka'at- 12 raka'at. Tiap dua raka'at satu salam.
Tata Cara 
1. Berniat untuk melaksanakan shalat sunnah Istiharah
Lafaz niat :
أُصَلِّي سُنَّةَ ا لْإِ سْتِخَا رَ ةِ رَ كْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَا لَى.اَ للهُ ا َكْبَرُ
Latin: 
Ushallii sunnatal-istikhaarati rak'ataini lillaahi ta'aala
Artinya: 
“ Aku berniat shalat sunnah Istiharah dua raka'at kerana Allah Ta'aala"
2. Pada dasarnya, tata cara shalat Istiharah pun tidak berbeda dengan sholat-sholat sunnah yang lain. Biasanya selalu dilakukan dengan 2 raka'at.
-Pada raka'at pertama setelah takbir membaca surah Al Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan surah lainnya.
Pada raka'at kedua pun sama, membaca surah Al Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan surah lainnya (yang kita hafal).
3. Berdoa setelah shalat istikharah, maka dengan izin Allah pelaku akan diberi kemantapan hati dalam memilih.
Lafaz:
اَللّٰهُمّ اِنِّيْ اَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ وَاَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَاَسْئَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ فَاِنَّكَ تقْدِرُوَلَااَقْدِرُوَتَعْلَمُ وَلاَاَعْلَمُ وَ اَنْتَ عَلَّا مُ الْغُيُوْبِ
اَللّٰهُمّ اِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ اَنَّ هٰذَاالْاَمْرُخَيْرٌلِّيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةُ اَمرِيْ فَقْدِرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيهِ وَ اِنْ كُنْتَ
تَعْلَمُ اَنَّ هَذَاشَرُّلِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ اَمْرِيْ فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ فَاصْرِ فْنِيْ عَنْهُ وَاقْدِرْلِيَ الْخَيْرَحَيْثُ كَانَ ثُمَّ اِرْضِنِي بِهِ
Latin: 
Allaahumma, innii astakhiiruka bi’ilmika, wa astaqdiruka biqudratika. 
Wa as-aluka min fadhlikal ‘azhiimi, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyuub. 
Allaahumma, in kunta ta’lamu anna haadzal amru khairul lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii, faqdirhu lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiih. 
Wa in kunta ta’lamu anna haadza syarrul lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii, fashrifhu ‘annii, washrifnii ‘anhu, waqdir liyal khaira haitsu kaana, tsumma irdhinnii bihi.
Artinya: 
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan [yang tepat] kepada Engkau dengan ilmu [yang ada pada]-Mu, dan aku memohon kekuasaan-Mu [untuk menyelesaikan urusanku] dengan kodrat-Mu.
Dan aku memohon kepada-Mu sebagian karunia-Mu yang agung, karena sesungguhnya Engkau Maha Kuasa sedangkan aku tidak berkuasa, dan Engkau Maha Tahu sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib.
Ya Allah, sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih baik untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta [lebih baik pula] akibatnya [di dunia dan akhirat], maka takdirkanlah dan mudahkanlah urusan ini bagiku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini.
Dan sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih buruk untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta [lebih buruk pula] akibatnya [di dunia dan akhirat], maka jauhkanlah urusan ini dariku, dan jauhkanlah aku dari urusan ini, dan takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun, kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya”.
Catatan: 
Seusai istikharah, kerjakan pilihan sesuai kecenderungan hati. Bila kurang mantap, lakukan istikharah lagi. Tidak perlu menanti mimpi.

Sholat Hajat

Keutamaan

Shalat Hajat dilakukan jika ada hajat/permohonan dan memperkuat cita-cita. Akan lebih utama bagi kita yang memang sedang memerlukan bantuan/pertolongan Allah. Seperti hadits nabi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad “Siapa yang berwudhu dan sempurna wudhunya, kemudian shalat dua rakaat (Shalat Hajat) dan sempurna rakaatnya maka Allah berikan apa yang ia pinta cepat atau lambat.” 

Waktu

Waktu mengerjakan shalat sunnah Hajat ini boleh siang atau malam,pagi atau petang. Malam hari, waktu tengah malam, suasana lebih berkesan, lebih khusyu, sunyi dari segala hingar bingar kehidupan 

Raka'at

Shalat hajat boleh dikerjakan dua raka'at sampai 12 raka'at, dengan tiap dua raka'at satu salam.

Tata Cara 

1. Berniat untuk melaksanakan shalat sunnah Hajat

Lafaz:

أُصَلِّي سُنَّةَ الحَا جَةِ رَ كْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَا لَى.اَ للهُ ا َكْبَر

Latin: 

Usalli Sunnatal Haajati Rak'ataini lilaahi Ta'alaa, Allahu Akbar 

Artinya: 
"Aku berniat shalat sunnah Hajat dua raka'at karena Allah ta'alaa" 

2. Pada raka'at pertama bacalah Al-Fatihahdan Surah Al-Kafirun 10x 

3. Raka'at kedua bacalah Al-Fatihah dengan Surah Al -Ikhlas 10x, Pada raka'at ini sebelum memberi salam, yaitu setelah tahiyat akhir , sujud kembali dengan bertakbir kemudian membaca: 
a) Shalawat 10x

Lafaz:

اَللّٰهُمّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Latin: 

Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa Muhammaddin wa'alaa aali sayyidinaa Muhammad

Artinya: 

“Ya Allah , berilah kasih sayang kepada junjungan kita nabi Muhammad dan keluarganya .”

b)Tasbih 10x 

Lafaz:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ ا َكْبَرُ

Latin: 

Subhaannallaahi wal hamdu lillaahi walaa ilaaha illalaahu WAllaahu Akbar.

Artinya: 

"Maha Suci Allah dan segala puji Bagi-Nya dan tiada Tuhan selain Allah dan Allah Yang Maha Besar. 

c) Doa Minta Ampun 10x

Lafaz:

رَبَّنَااٰتِنَافِى الدُّنْيَاحَسَنَةً وَفِى اْلاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَاالنَّارِ

Latin: 
Rabbanaa aatinaa Fiddun yaa Hasanah, Wafil aakhirati hasanataw waqinaa 'adzaa bannaar. 

Artinya:

“ Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.

Setelah membaca doa tersebut mintakan apa yang menjadi hajat/ keinginan kita dengan bersungguh-sungguh dan penuh pengharapan. Permohonan pada Allah cukup di sebut dalam hati. Kemudian bangkit dari sujud sambil bertakbir kemudian memberi salam.

4. Setelah shalat membaca 

Lafaz Istigfar: 

اَ سْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ وَاَ تُوْبُ اِلَيْهِ

Latin: 

Astagfirullaahal-'aziim Wa atuubu Ilaihi

Artinya: 

“ Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Besar/Agung dan kami pun bertaubat kepada-Nya”

-Kemudian ditutup dengan membaca do'a,

لَا اِلٰهَ اِلَّااللهُ الْحَكِيْمُ الْكَرِيْمُ سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ .اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ اَسأَ لُكَ مُجِباَتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالْغَنِيْمَتَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ

وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ ِاِثْمٍ لَاتَدَعْ لِيْ ذَنْبًااِلَّاغَفَرْ تَهُ وَلَاهَمًّااِلَّافَرَّجْتَهُ وَلَاحَاجَةً اِلَّا هِيَ لَكَ رِضًااِلَّا قَضَيْتَهَايَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Latin: 

Laa ilaha illallahul hakiimul kariimu subhaanallohi rabbil ‘arsyil ‘azhiim. Alhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin. As `aluka mujibaati rohmatika wa ‘azaa ima maghfirotika wal ghaniimata ming kulli birrin. Wassalaamata ming kulli itsmin. Laa tada’ lii dzamban illa ghafartahu walaa hamman illaa farajtahu walaa haajatan illa hiya laka ridhan illaa qodhoitahaa yaa arhamar raahimiin

Artinya: 

"Tidak ada Tuhan kecuali Allah Yang MahaPenyantun lagi Maha Mulia, Maha Suci Allah Tuhanpemelihara Arsy yang Agung, segala puji bagi Allah,Tuhan seluruh alam. KepadaMu aku memohon sesuatu yangmewajibkan rahmatMu dan sesuatu yang mendatangkan keampunanMu, serta terpeliharanya dosa-dosa, memperoleh kebaikan pada tiap-tiap dosa, janganlah Engkau tinggalkan dosa pada diriku, melainkan Engkau ampuni, dan kesusahan, melainkan Engkau beri jalan keluarnya, dan tidak pula suatu hjat yang mendapatkerelaanMu, melainkan Engkau kabulkan, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.

Arti Islam dan Karakteristiknya

الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله وكفى بالله شهيدا. أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، اللهم صل وسلم على هذا النبي الكريم والرسول المبين نبينا محمد وعلى آله وأصحابه ومن تبعه بإحسان إلى يوم الدين، أما بعد. فقد قال الله تعالى في كتابه الكريم: إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوْتُواْ الْكِتَابَ إِلاَّ مِن بَعْدِ مَا جَاءهُمُ الْعِلْمُ بَغْياً بَيْنَهُمْ وَمَن يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللّهِ فَإِنَّ اللّهِ سَرِيعُ الْحِسَابِ {آل عمران: 19} وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ {آل عمران: 85} وقال الله تعالى فى أية أخرى: إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ {النور: 51} وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ {النور: 52} Ma’asyiral muslimin sidang jum’at Rahimakumullahu, tema kita pada siang ini adalah Arti Islam  dan Karakteristiknya. “Islaam” menurut pemahaman yang benar, yakni pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jama’ah memiliki 4 arti, yaitu: Pasrah, Tunduk, Taat dan Patuh. Karena di dalam pelajaran Sorof, ada penambahan أ (Alif Hamzah) dari asal kata“Islaam” tersebut, sehingga asal kata “Islaam” memang berbeda dengan asal kata “Selamat”. Asal kata “Islaam” itu sendiri di dalam pelajaran Sorof berasal dari : أسلم  — يسلم —  إسلام Aslama-Yuslimu -Islaamun unduhan (6)Karena makna “Islaam” adalah : Pasrah, Tunduk, Taat dan Patuh; maka itu merupakan kata yang bersifat aktif, yang membutuhkan subyek dan obyek untuk menyertainya. Penyebutan bagi pemeluk Islam , yaitu “Muslim”, maka seorang muslim adalah seorang yang pasrah, tunduk, taat, dan patuh. Pasrah kepada siapa? Tunduk kepada siapa? Taat kepada siapa? Patuh kepada siapa? Tentu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jadi “Muslim” adalah manusia yang berpasrah diri, tunduk, taat dan patuh kepada Allah Ta’ala. Jelas sekali berbeda dengan kata “Salima” yang merupakan kata bentuk pasif, maka kata “Aslama” adalah merupakan kata bentuk aktif. Kata “Aslama” memberikan implikasi bahwa seorang muslim itu haruslah aktif melakukan sesuatu (yaitu pasrah, tunduk, taat, dan patuh kepada Allah Ta’ala. Ketika ia telah menyatakan dirinya memeluk dienul Islam . Inilah pemahaman yang benar yakni pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jama’ah terhadap kata “Islaam”. Jadi, sekedar ber-dienul Islam  seperti tertera dalam KTP, tidaklah menjamin seseorang akan otomatis memperoleh kenikmatan surga setelah hari kiamat nanti. Perhatikan dalam berbagai ayat di bawah ini, dimana nama “Al Islaam” itu sendiri adalah berasal dari Allah Ta’ala. بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِندَ رَبِّهِ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ “(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allooh, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Robb-nya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (Al-Baqarah: 112) أَفَغَيْرَ دِينِ اللّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ طَوْعاً وَكَرْهاً وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ “Maka apakah mereka mencari dien yang lain dari dien Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah lah mereka dikembalikan.” (Ali-‘Imran: 83) قُلْ أَغَيْرَ اللّهِ أَتَّخِذُ وَلِيّاً فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَهُوَ يُطْعِمُ وَلاَ يُطْعَمُ قُلْ إِنِّيَ أُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَسْلَمَ وَلاَ تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكَينَ “Katakanlah: “Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan?” Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama sekali berserah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik.“ (Al-An’aam: 14) وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُونَ وَمِنَّا الْقَاسِطُونَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُوْلَئِكَ تَحَرَّوْا رَشَداً “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang ta`at dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang ta`at, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.”  (Al-Jin: 14) Demikian pula nama “Muslim” itu juga berasal dari Allah سبحانه وتعالى, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai ayat dibawah ini, antara lain adalah  Al Hajj (22) ayat 78: س وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِّلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمينَ مِن قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam dien (ini) suatu kesempitan. (Ikutilah) dien orang tuamu Ibrohim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allooh. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.”  (Al-Hajj: 78) رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ “Ya Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”  (Al-Baqarah: 128) وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلاَ تَمُوتُنَّ إَلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih dien ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk dienul Islam .”  (Al-Baqarah: 132) وَقَالَ مُوسَى يَا قَوْمِ إِن كُنتُمْ آمَنتُم بِاللّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُواْ إِن كُنتُم مُّسْلِمِينَ “ Berkata Musa: “Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkullah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri.” (Yunus: 84) Karakteristik Dienul Islam Di masa Orde Baru anak-anak SD diajarkan dengan logika yang sangat rapuh bahwa semua agama itu sama. Seolah-olah mereka diajarkan melihat kambing, sapi, kuda, kucing, anjing semuanya sama. Padahal Islam  mempunyai karakter yang berbeda dengan agama yang lain. Diantara karakteristik Islam  adalah: 1.       Rabbaniyah Kata “Rabbani” menunjukkan kedekatan yang sangat kuat dengan Rabbul Izzati, yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yang dimaksud Rabbaniyah meliputi 2 hal : a.    Rabbaniyah Al-Masdar: Rabbaniyah dalam sumber ajaran. Dalam agama selain Islam , biasanya nama agama tersebut dinisbatkan kepada nama penyerunya atau nama daerah asal kemunculannya. Misalnya Budha, yang diambil dari nama pencetusnya yaitu Budha Gautama dan sebagainya. Ajaran Islam  bersih dari unsur campur tangan manusia. Islam  murni datang dari Allah Ta’ala. Bahkan nama “Islam ” adalah nama yang berasal dari Allah Ta’ala, bukan dari manusia. Selain sumber ajaran Islam  hanya dari Allah Ta’ala, metode (manhaj) untuk menerapkan ajaran tersebut juga ditetapkan oleh Allah. Sehingga metode untuk melaksanakan Islam  bukanlah sebuah rekayasa yang dipengaruhi oleh faktor individu, keluarga, golongan, ataupun bangsa. Bahkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun hanya sebatas utusan yang menyampaikan risalah Islam  kepada segenap umat manusia. Maka ketika seseorang yakin bahwa Islam  murni dari Allah Ta’ala, dan memahami bahwa Allah Maha Mengetahui segala kebutuhan kita, Maha Bijakasana dan Maha Kuasa serta Maha Segalanya maka akan muncul sebuah keyakinan yang sangat kokoh bahwa hanya Islam lah agama yang benar. إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ {آل عمران: 19} “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam .” (Ali-Imran: 19) وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ {آل عمران: 85} “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam , maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali-Imran: 85) Allah Ta’ala juga berfirman: “Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya….”  (Asy-Syura: 13) Islam  adalah syareat dari Allah Ta’ala termasuk kepada Nabi Ibrahim, Musa, Isa dan para Nabi-Nabi lainnya. Masalahnya adalah agama lain sudah terkontaminasi dengan hawa nafsu manusia dan tidak murni lagi dari Allah Ta’ala, kecuali Islam , karenanya Islam  adalah agama Rahmatan lil alamin. b.   Rabbaniyah Al-Ghayah: Rabbaniyah dalam Tujuan Dalam Islam , tujuan akhir dari semua peribadatan adalah Allah Ta’ala. Dalam ajarannya ada ketentuan tentang halal, haram, wajib, sunah, mubah, dan sebagainya. Itu semua dalam rangka agar manusia mendapat keridhaan Allah dengan berbuat ketaatan kepada-Nya dan tugas kita di muka bumi ini semata-mata untuk mengabdi kepada Allah Ta’ala. Kita shalat, puasa, zakat, haji dan beramal shalih tujuannya adalah untuk meraih ridha Allah Ta’ala. Ketika seorang mukmin mengetahui bahwasanya Islam  adalah untuk Allah Ta’ala, maka tidak ada apapun yang dilakukan dalam hidupnya kecuali semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah Ta’ala. Berbeda dengan konsep Atheis “dari kita, untuk kita, oleh kita,” ini bukan konsep Islam . Karena Islam  dari Allah dan akan kembali kepada Allah Ta’ala. Dalam ajaran Islam  terdapat tujuan-tujuan yang bersifat sosial kemanusiaan, misalnya bersedekah untuk meringankan beban orang lain, bekerja keras agar berhasil. Namun di atas semua itu, tujuan akhir manusia dalam mengarungi kehidupan adalah meraih ridha Allah Ta’ala.  “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”  (Adz-Dzariyat: 56) 2.       Insaniyah (Kemanusiaan) “Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan kepada seluruh manusia untuk memberi kabar gembira dan ancaman, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Saba’: 28) Islam  bukan hanya untuk Arab melainkan untuk seluruh umat manusia. Islam  adalah agama yang mencakup semua aspek kehidupan dan Islam  juga memerintahkan pengikutnya untuk memiliki wawasan yang luas. Islam  memiliki masdar yang rabbani, yaitu dari Allah, pencipta alam semesta. Allah Ta’ala Maha Mengetahui tentang ciptaan-Nya, sehingga Islam  yang Allah turunkan di muka bumi sebagai aturan hidup bagi manusia merupakan pedoman hidup untuk meraih kemuliaan, kebaikan, dan keselamatan dunia akhirat. Semua ajaran Islam  dapat dilaksanakan oleh manusia, karena dienul Islam  diturunkan oleh Allah Ta’ala sesuai dengan fitrah dan kemampuan manusia. Allah juga telah mengangkat rasul dari kalangan manusia biasa, yang tidak ada kelebihan mereka atas manusia yang lain kecuali karena mereka memperoleh wahyu dari Allah SWT. Sehingga tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak dapat melaksanakan ajaran Islam . 3.       Syumuliyah (Universal – Integral) Islam  berasal dari Allah yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu, yang lahir maupun batin, di langit dan di bumi, serta seluruh sisi yang menyangkut kehidupan manusia. Karenanya aturan dan hukum yang akurat dan tepat adalah Islam . Keuniversalan Islam  menjadikan Islam  sebagai pedoman hidup bagi manusia yang tidak dibatasi oleh waktu, ruang dan tempat. Islam  tetap up to date sepanjang zaman. Firman Allah Ta’ala: “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”  (Al-Anbiya :107). Islam  merupakan agama yang universal yang mencakup segala aspek kehidupan manusia. Menyentuh segenap dimensi, seperti politik, ekonomi, pendidikan, kebudayaan dsb. Mengatur manusia dari semenjak bangun tidur hingga tidur kembali. Dari akidah yang merupakan pondasi bangunan Islam , hingga masalah siyasah (politik). Islam  mengajarkan tentang bagaimana menjadi mahasiswa, dosen, guru, politikus, dokter, wartawan, advokat, petani, pedagang, dan karyawan yang Islam i, menekuni apa saja profesinya namun tetap dalam koridor yang telah digariskan dalam Islam . Merambah pada pensyariatan dari semenjak manusia dilahirkan dari perut ibu, hingga ia kembali ke perut bumi, dan demikian seterusnya. Perhatikan firman Allah “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam  keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”  (Al-Baqarah: 208) 4.   Mudah untuk diterapkan Mudah dan lapang merupakan karakteristik Islam  yang memungkinkan manusia dapat melaksanakan ajaran Islam  dalam kondisi bagaimanapun. Manusia adalah makhluk yang mempunyai nafsu, ia bisa cenderung kepada kebaikan, serta bisa cenderung kepada syahwat dan dosa. Islam  memperhatikan hal tersebut, yaitu dengan mengarahkan dan menyalurkannya sehingga membawa mereka menuju keridhaan Ilahi. Islam  memberikan perintah dan larangan, namun disitu ada rukhsah (keringanan) pada kondisi-kondisi tertentu yang secara fitrah manusia tidak dapat melaksanakannya. Islam  mewajibkan puasa Ramadhan, namun ada keringanan bagi para musafir untuk berbuka dengan mengqadha’nya di hari lain, atau shalatnya orang sakit dengan duduk atau berbaring, tayamum dan lain sebagainya. 5.       Tawazun/ Seimbang (التوازن) Islam  merupakan agama yang tawazun (seimbang). Artinya Islam  memperhatikan aspek keseimbangan dalam segala hal; antara dunia dan akhirat, antara fisik manusia dengan akal dan hatinya serta antara spiritual dengan material, demikian seterusnya. Pada intinya dengan tawazun ini Islam  menginginkan tidak adanya ‘ketertindasan’ satu aspek lantaran ingin memenuhi atau memuaskan aspek lainnya, sebagaimana yang terdapat dalam agama lain. Seperti tidak menikah karena menjadi pemuka agamanya, atau meninggalkan dunia karena ingin mendapatkan akhirat. Konsep Islam  adalah bahwa seorang muslim yang baik adalah seorang muslim yang mampu menunaikan seluruh haknya secara maksimal dan merata. Hak terhadap Allah, terhadap dirinya sendiri, terhadap istri dan anaknya, terhadap tetangganya dan demikian seterusnya. 6.       Al-Adalah / Keadilan (العدالة) Karakteristik Islam  berikutnya, bahwa Islam  merupakan agama keadilan, yang memiliki konsep keadilan merata bagi seluruh umat manusia, termasuk bagi orang kafir, bagi hewan, tumbuhan atau makhluk Allah yang lainnya. Keadilan merupakan inti dari ajaran Islam , apalagi jika itu menyangkut orang lain. Kita diperintahkan Allah Ta’ala untuk menjadi umat  yang menegakkan keadilan.  Allah Ta’ala berfirman: اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ “Berbuat adillah kalian, karena keadilan itu dapat lebih mendekatkan kalian pada ketaqwaan. Dan bertakwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kalian kerjakan.” (Al-Maidah: 8) 7.  Islam  mengumpulkan 2 perkara Tsawabit (tetap) dan Murunah (fleksibel) Islam  adalah agama yang fleksibel (cocok untuk semua tempat, zaman, bangsa dan berbagai macam situasi). Bahkan dunia tidak akan menjadi baik melainkan dengan agama Islam . Oleh karenanya, semakin modern zaman dan semakin majunya bangsa selalu muncul bukti baru yang menunjukkan keabsahan Islam  dan ketinggian nilainya. Yang tidak bisa berubah dalam Islam  adalah, namun dalam masalah muamalah maka Islam  adalah agama yang fleksibel selama tidak keluar dari koridor syareat. Demikianlah beberapa karakteristik terpenting dari agama Islam . Di luar ke tujuh karakteristik ini, sesungguhnya masih banyak karakteristik Islam  lainnya. Ketujuh hal di atas hanyalah sebagai contoh saja. بارك الله لي ولكم في القرأن العظيم، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم http://play.google.com/store/apps/details?id=com.muslimmedia.Khutbah1

Google Santri